Tren Diplomasi Abad 21

Selasa, 01 Juni 2010 22.50 By diplomasi senin 1245

TREN DIPLOMASI ABAD 21

Dini Ekawulandari
209000125

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abad 21 adalah awal perubahan yang mendasar yang terkait pada teknologi dan informasi, perubahan-perubahan tersebut memberi pengaruh bagi aktivitas diplomatik. Seperti yang dikatakan oleh Harold Nicholson bahwa dengan adanya perkembangan diplomasi , maka peran dan fungsi diplomat telah berkurang peran dan fungsinya[i]. Tetapi menurut kenyataanya informasi dan komunikasi adalah sesuatu yang amat penting yang dibutuhkan dalam dunia diplomatik, kemajuan teknologi dan informasi tidak pantas dikatakan memberikan pengaruh buruk pada bagaimana diplomasi itu dijalankan. Kemajuan informasi dan teknologi tentu saja membawa dampak baik dalam dunia hubungan internasional seperti contohnya : meningkatnya peran media massa dan meningkatnya partisipasi masyarakat untuk lebih mengetahui tentang apa yang terjadi di belahan dunia luar serta berkembang nya model-model diplomasi seperti lahirnya diplomasi publik.

Tidak hanya begitu saja, NGOs ( Non State Government Organizations ) dan juga INGOs ( International non Government Organizations ) juga turut serta dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam politik global. Mereka berperan sebagai diplomasi jalur kedua , bahkan pengaruh-pengaruh aktor transnasional ini menjadi sangat penting ketika pengaruhnya mempengaruhi kebijakan - kebijakan pemerintah. Bersamaan dengan keterbukaanya memperoleh dan menyebarkan informasi Internasional negara-negara di dunia pun hampir tidak bisa menutup masalah-masalah yang terjadi didalam negerinya. Pada awal abad 21 inilah muncul lah kesadaran bahwa pentingnya keterlibatan publik dalam diplomasi, hal ini diasumsi bahwa pada saat terjadi perang, masyarakat internasional tidak bisa hanya mengandalkan peran aktor-aktor pemerintah saja dalam menyelesaikannya, tetapi masalah peperangan ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat dunia.

Tren baru atau model diplomasi yang berkembang di abad 21 ini diharapkan membawa kontribusi bagi diplomasi yang dilakukan aktor-aktor pemerintah, dengan kemajuan informasi dan teknologi serta turut serta nya publik, diharapkan dapat menyeimbangi peran aktor-aktor jalur pertama ( first track diplomacy ) yang cenderung kaku dan kekakuannya itu dapat diimbangi oleh adanya diplomasi publik atau bisa kita sebut diplomasi publik ini sebagai diplomasi jalur kedua ( second track diplomacy ). Dimana munculnya aktor-aktor non pemerintah yang berupaya membangkitkan opini publik guna menyatukan ide-ide dengan aktor-aktor pemerintah atau diplomasi jalur pertama, yang dapat mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam negerinya.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat diatas,maka makalah ini akan mencoba untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut :

· Apa yang menjadi tren diplomasi abad 21 ?

· Faktor-faktor apa yang mendukung ada nya tren diplomasi abad 21 ini ?


1.3 Kerangka Pemikiran

1.3.1 Organisasi Internasional

Suatu struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota ( pemerintah ataupun non-pemerintah).

Dalam makalah ini membahas bagaimana fungsi organisasi internasional berdasarkan aktivitasnya yang berhubungan dunia diplomatik. Fungsi organisasi internasional menurut A.Le Roy Bennet adalah :

· To provide the means of cooperation among states in areas which cooperation provides advantages for all or a large number of nations ( menyediakan hal-hal yang dibutuhkan bagi kerjasama yang dilakukan antar negara dimana kerjasama itu menghasilkan keuntungan yang besar bagi seluruh bangsa ).

· To provide multiple channels of communication among governments so that areas of accommodation may be explored and easy acces will be available when problems arise( menyediakan banyak saluran-saluran komunikasi antar pemerintahan sehingga ide-ide dapat bersatu ketika masalh muncul ke permukaan).

1.3.2 Diplomasi Jalur Kedua ( Second Track Diplomacy )

Seiring dengan adanya revolusi informasi dan teknologi, maka lahirlah istilah “Diplomasi Publik” diplomasi publik ini adalah bagian dari second track diplomacy, dimana adanya aktor-aktor non state yang bukan berfungsi untuk menggantikan aktor-aktor diplomasi jalur pertama ( first track diplomacy ) melainkan untuk menyeimbangkan dan memberikan cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Diplomasi publik juga bertujuan menumbuhkan opini masyarakat yang positif tehadap isu-isu global yang berkembang, melalui interaksi dengan kelompok-kelompok kepentingan.maka jelas diplomasi publik disini mengutamakan komunikasi internasional. Secara sederhana cara kerja diplomasi publik melibatkan 9 jalur, yaitu : 1.Jalur pertama atau pemerintah, 2.Kelompok NGO/juru damai melalui resolusi konflik, 3.Kelompok bisnis atau juru damai melalui kegaiatn ekonomi atau perdagangan, 4.Warga negara atau juru damai perorangan biasa, 5.Aktivitas penelitian,pelatihan, pendidikan atau perdamaian melalui pembelajaran, 6.Aktivisme, atau juru damai melalui advokasi, 7.Kelompok agama, atau juru damai melalui penebalan iman, 8.Perdamaian melalui penyediaan dana, 9.Komunikasi dan media.

1.3.3 Perkembangan Informasi dan Teknologi

Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi maka peran media massa dalam tren diplomasi abad 21 ini sangat berpengaruh, isu-isu dalam negeri yang dimiliki oleh negara-negara kini dapat dengan mudah didapatkan oleh masyarakat dunia.Peranan media massa menyediakan informasi juga sangat berpengaruh dalam dunia diplomatik, contohnya saja pada saat penyanderaan diplomat- diplomat AS di Iran, media berperan sebagai negosiator dalam hal ini. Tentu saja teknologi dan informasi tidak dapat dipisahkan dalam dunia diplomatik, misalnya saja pada publikasi jalannya negosiasi.

BAB II


PEMBAHASAN


2.1 Munculnya Diplomasi Jalur Kedua ( Second Track Diplomacy )

2.1.1 Peran INGOs dan NGOs

Globalisasi memberikan kenyataan pada wajah baru diplomasi, yaitu adanya aktor-aktor transnasional ( perusahaan multinasional, organisasi-organisasi tingkat kawasan , INGOs dan NGOs ). Aktor-aktor transnasional ini menjadi aktor-aktor dalam diplomasi jalur kedua, dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Bahkan PBB juga memberikan nobel perdamaian sebanyak 8 kali pada organisasi –organisasi internasional non pemerintah ( NGOs). Komite nobel memberikan penghargaan pada Amnesty International pada tahun 1977, karena perhatiannya terhadap masalah-masalah HAM ( Hak Asasi Manusia ). Sekilas tentang Amnesty Internasional bahwa NGOs ini melakukan beberapa upaya berupa diplomasi dalam setiap kegiatannya, hal ini terbukti pada tahun 2001, delegasi Amnesty International mengunjungi banyak negara dan menemui para korban kekerasan HAM dan kemudian mengamati bagaimana peradilan serta memwawancarai aktivis-aktivis HAM di masing –masing negara. Cara anggota dan juga staf Amnesty Internasional ialah memobilisasi opini publik untuk melakukan pressure (tekanan) terhadap pemerintah dan institusi agar menghentikan pelanggaran HAM,Kegiatan tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan demonstrasi publik dan juga melobi organisasi antar pemerintah. Hal ini jelas terbukti bahwa fungsi NGOs sendiri disini sudah jelas terhadap apa yang dipaparkan sebelum nya bahwa NGOs bertindak sebagai saluran komunikasi antar pemerintah yang berupaya untuk menyatukan ide-ide demi kepentingan bersama.Dan strategi diplomasi yang NGOs Amnesty Internasional ini lakukan sudah mengarah pada diplomasi publik dimana, NGOs tersebut melakukan demonstrasi publik, yang berfungsi untuk menumbuhkan opini publik agar saling pengertian terhadap persoalan –persoalan politik dalam negeri, cara yang demikian juga efektif digunakan karena dapat mempengaruhi pemerintah dalam memutuskan kebijakan-kebijakannya.

2.1.2 Lahirnya Diplomasi Publik

Diplomasi publik memberi warna baru pada dunia diplomatik, awal abad 21 inilah diplomasi publik muncul. Diplomasi publik bukan semata-mata digunakan untuk menggantikan diplomasi jalur pertama ( First Track Diplomacy ) yang diwakili oleh aktor-aktor pemerintah, tetapi diplomasi publik berfungsi sebagai pelengkap upaya-upaya yang dilakukan oleh aktor-aktor pemerintah, serta memberikan cara pandang baru dalam menyelesaikan suatu masalah. Perkembangan diplomasi publik yang amat pesat ditandai dengan kegagalan yang dilakukan pemerintah dalam diplomasi jalur pertama yang telah gagal menyelesaikan konflik antar negara-negara. Perlu ditekankan disini diplomasi publik bukan untuk menggantikan diplomasi jalur pertama, tetapi berusaha untuk memberikan masukan melalui informasi-informasi yang penting , membuka jalan negoisiasi antar pemerintah serta memberikan cara pandang baru terhadap upaya –upaya penyelesaian konflik-konflik yang terjadi. Didalam diplomasi publik ini perlu juga dioptimalkan komunikasi internasional, yaitu bagaimana cara aktor-aktor diplomasi publik ini : mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi demi kepentingan negara. Perkembangan informasi dan teknologi sangat berperan disini, terutama dengan meningkatnya peran media massa, media massa merupakan alat yang digunakan oleh diplomasi publik sebagai mobilisasi penyatuan opini-opini publik yang tentu saja sangat berperan dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam negeri yang akan diputuskan oleh pemerintah itu sendiri.

Diplomasi publik memang tidak lepas dari keterlibatan publik dan hal itu memang yang menjadi ciri-ciri diplomasi tersebut, terutama karena disebabkan aktor-aktor didalam diplomasi jalur pertama cenderung kaku , dapat kita bandingkan bagaimana ciri-ciri yang dimiliki antara aktor-aktor diplomasi pertama dan aktor –aktor diplomasi kedua :

· Aktor diplomasi pertama memiliki ciri-ciri : aktor diplomasi jalur pertama hanya melakukan kegiatan berdasarkan kekuasaan dan cenderung kaku, aktor diplomasi jalur pertama melakukan tindakan jika hanya di beri intruksi oleh negara yang berdaulat.

· Sedangkan aktor jalur kedua memeliki ciri- cirri sebagai berikut : diplomasi yang dilakukan oleh aktor-aktor non pemerintah,memiliki sifat tidak resmi dari pemerintah, jadi diplomasi jalur kedua ini tidak perlu menunggu instruksi dari negara yang berdaulat atau pemerintah terkait untuk melakukan aktivitasnya.

Dalam kerjanya diplomasi jalur kedua ini melibatkan 9 jalur diantaranya :

· Jalur pertama : Pemerintah

Dalam jalur pertama , adanya peran pemerintah lah sebagai juru damai sebagai pembuat kebijakan dan mediator dalam upaya-upaya perdamaian.

· Jalur Kedua : NGO/kalangan professional

Merupakan aksi yang dilakukan oleh aktor-aktor non pemerintah dalam mengorganisir, mencegah,dan menyelesaikan masalah konflik-konflik internasional.

· Jalur Ketiga : Kalangan bisnis

Dalam hal ini pelaku bisnis sebagai juru damai melakukan nya melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan, pada jalur ketiga ini sangat berpotensi sekali contohnya saja pada hal penyediaan lapangan kerja, dan kerjasama perdagangan yang akan menumbuhkan rasa saling pengertian antar bangsa-bangsa. Sebagai saluran materi yang berguna untuk membiayai aktivitas-aktivitas perdamaian.

· Jalur Keempat : Perorangan

Termasuk upaya masyarakat/masing-masing individu dalam upayanya menjaga perdamaian.

· Jalur Kelima : Pelatihan dan Pembelajaran

Ada nya ketrampilan-ketrampilan praktis seperti mediasi,negosiasi, resolusi konflik. Pembelajaran-pembelajaran seperti inidapat ditawarkan secara global melalui linta budaya.

· Jalur Keenam : Aktivisme

Jalur keenam ini melalui upaya-upaya advokasi , seperti pelucutan senjata, penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia, cara advokasi ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan khusus.

· Jalur Ketujuh : Kelompok Agama

Cara yang digunakan pada kelompok ini ialah cara –cara yang bermoral dan tidak berlandaskan dengan kekerasan ( Non-Violent ).

· Jalur Kedelapan : Pendanaan

Dimana para organisasi –organisasi keuangan ini menyediakan dana atau menyumbangkan untuk keperluan diplomasi jalur-jalur lain.

· Jalur Kesembilan : Komunikasi dan Media

Didalam jalur kesembilan ini suara rakyat lah yang dibutuhkan, adanya apresiasi masyarakat dapat diekspresikan di media massa, untuk itulah kegunaan media massa.

Selain kesembilan jalur yang dipakai sebagai cara kerja diplomasi publik, diplomasi publik juga mempunyai tiga tujuan utama diantaranya :

· Dalam menghindari konflik, diplomasi publik mempunyai cara tersendiri yaitu dengan cara mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan rasa saling pengertian satu sama lain.

· Bagaimana cara nya diplomasi tersebut mengurangi ketegangan yang ada saat berhadapan dengan musuh atau pihak yang sedang bersitegang diplomasi publik menggunakan cara seperti memberikan pengalaman –pengalaman khusus ketika berinteraksi, cara ini digunakan untuk menghindari kemarahan atau ketakutan.

· Diplomasi publik adalah jembatan antara pemerintah dan masyarakat untuk itu para aktor-aktor dalam diplomasi ini harus bisa menjelaskan pokok permasalahan dari sudut pandang masing-masing.

Berikut ini sebuah contoh kasus bagaimana sebuah alat musik tradisonal Indonesia, menjadi alat diplomasi, dan para budayawan, masyarakat,bahkan media massa juga turut serta dalam hal ini, sedikit cerita bahwa sejak terjadinya peristiwa Bom Bali , para wisatawan asing mendapat “travel warning” dari negara-negara asalnya, mereka untuk sementara tidak diperbolehkan untuk melakukan wisata ke Indonesia, dikarenakan adanya mosi tidak percaya terhadap negara Indonesia. Dan warga negara asing merupakan salah satu sasaran utama teroris , terutama warga negara Amerika dan juga Australia. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tentu saja devisa negara yang berasal dari pariwisata akan terus berkurang, untuk itu pemerintah berusaha memperbaiki keadaan.

Indonesia yang terkenal dengan keanekaragaman budayanya, mencoba menarik simpati publik dengan cara diplomasi publik. Yaitu dengan cara memperkenalkan budaya alat musik angklung2. 13 seniman luar negeri diantaranya berasal dari negara : Eropa, Amerika, Australia dan sebagaiannya, diundang untuk datang ke Indonesia, mereka di bebaskan untuk belajar budaya Indonesia, sebagian dari mereka tertarik untuk belajar bermain alat musik angklung, dan ketertarikan mereka diikuti dengan belajar di Saung Udjo, tempat pelestarian angklung yang terletak di Jawa Barat. Hal ini membuktikan bahwa adanya peran publik seperti budayawan yang berusaha untuk memperbaiki image Indonesia dimata dunia, bahwa sebenarnya Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi. Hasil dari belajarnya 13 seniman asal luar negeri ini akan dipertunjukkan di UNESCO,Paris. Tentu saja tidak perlu dengan cara kekerasan untuk memperbaiki image Indonesia, tetapi dengan adanya diplomasi publik ini aktor-aktor negara dapat memberikan cara pandang yang baru terhadap diploamsi jalur pertama, dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam negeri.




2.1.3. Faktor-faktor Pendukung Lahirnya Tren Diplomasi Abad 21

Menurut perkembangan tren diplomasi abad 21 ada 2 faktor yang besar pengaruhnya terhadap lahirnya tren diplomasi abad 21 ini, diantaranya :

· Diplomasi jalur pertama yang gagal,perlu diketahui ketika aktor-aktor pemerintah gagal dalam menyelesaikan konflik-konflik persoalan yang ada.Maka sebenarnya aktor-aktor pemerintah ini membutuhkan cara pandang baru terhadap penyelesaian konflik-konflik tersebut, maka dengan itu aktor-aktor non pemerintah lahir,tren abad 21 ini muncullah “diplomasi publik” mereka ada bukan untuk menggantikan aktor-aktor pemerintah tapi berusaha untuk menyeimbangi aktor-aktor pemerintah dan memberikan cara pandang baru terhadap penyelesaian konflik-konflik atau persoalan-persoalan yang ada.

· Perkembangan Informasi dan Teknologi

Seiring dengan berkembangnya informasi dan teknologi, dan juga lahirnya diplomasi publik sebagai tren diplomasi abad ini justru tidak dapat dipisahkan, media massa kini berperan penting sebagai mobilisasi penyatuan ide-ide masyarakat atau publik terhadap kebijakan –kebijakan yang pemerintah keluarkan, mereka berhak mengapresiasikan kan suara nya di media massa. Dan aktor-aktor non pemerintah terlihat sekali perannya, mereka berusaha menjadi penengah antara pemerintah dan masyarakat, sebagai aktor-aktor non pemerintah dalam diplomasi publik, mereka berkewajiban untuk menjembatani informasi tersebut yang terjadi dilingkungan domestik maupun dilingkungan internasional, dan bisa juga mejelaskan apa yang terjadi dilingkungan internasional mereka bawa ke lingkungan domestiknya. Contohnya saja isu climate change,isu global tersebut dapat diinterpersentasikan di negeri sendiri, isu tersebut harus disampaikan kepada publik dalam bentuk apapun melalui film- film , atau bahkan kampanye secara damai gunanya ialah menarik opini publik untuk tetap peduli terhadap lingkungan nya , ini salah satu manfaat dengan adanya perkembangan informasi dan teknologi.

BAB III

KESIMPULAN

Diplomasi publik adalah tren diplomasi abad 21, diplomasi publik merupakan bagian dari diplomasi jalur kedua ( second track diplomacy) diplomasi publik lahir dikarenakan gagalnya aktor-aktor pemerintah dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi. Maka aktor- aktor non pemerintah mulai menunjukan perannya. Aktor-aktor non pemerintah disini bukan berfungsi untuk menggantikan aktor-aktor diplomasi pada jalur pertama( first track diplomacy), tetapi aktor –aktor non pemerintah berusaha untuk menyeimbangi peran diplomasi jalur pertama yang diwakili oleh aktor-aktor pemerintah. Pada diplomasi publik ini, aktor-aktor non pemerintah berusaha untuk memberikan informasi-informasi yang penting dan juga sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Seiring dengan berkembangnya informasi dan teknologi, peran media massa sangat berpengaruh, tidak bisa kita pungkiri media massa sangat erat kaitannya dengan diplomasi publik, dimana media massa sebagai mobilisasi opini-opini publik dapat tertampung, jika opini-opini publik itu dapat tertampung maka opini tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah.Semoga diplomasi publik bukan hanya sekedar tren abad 21 saat ini, tetapi diplomasi publik juga dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan win-win solution bagi konflik-konflik atau pun masalah yang belum bisa terselesaikan oleh diplomasi jalur pertama.

DAFTAR PUSTAKA

Website :

http://huripedia.id-hrdocs.org/index.php?title-non-governmental_organization_(NGO)diakses pada

Artikel :

http://www.gatra.com/2007-07-22/artikel.php?=106244 diakses pada 31 Mei 2010 pukul 21:00

http://tabloiddiplomasi.com/index.php/previous-isuue/55-desember-2007/535-diplomasi-publik-menjembatani-persepsi-domestik-dan-internasional.html diakses pada 1 juni 2010 pukul 22:57 WIB

Buku :

Djelanti,Sukawarsini.Diplomasi antara teori dan praktik.Yogyakarta:GrahaIlmu,2008

Perwita,AnakAgung Banyu dan Yayan Mochamad Yani Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.Bandung:Remaja Rosdakarya,2005

Suherman,Ade Maman.Organisasi Internasional& Integrasi Ekonomi Regional dan Perspektif Hukum & Globalisasi.Jakarta:Gholia Indonesia,2003



[i] Sukawarsini Djelantik,Diplomasi antara Teori dan Praktik(edisi pertama; Yogyakarta:Graha Ilmu 2008

Hal 15

2.http://tabloiddiplomasi.com/index.php/previous-isuue/55-desember-2007/535-diplomasi-publik-menjembatani-persepsi-domestik-dan-international.html diakses pada 1 juni pukul 22:57

1 komentar:

Nabire mengatakan...

univ Parmad ya ?
Pengajarnya mba icha bukan ?

12 Mei 2012 pukul 20.58

Posting Komentar