Penyelesaian Konflik Perebutan Pulau Malvinas Antara Inggris dan Argentina

Rabu, 02 Juni 2010 21.11 By diplomasi senin 1245

Nama: Juanita Mahenggar Jati
NIM: 209000237


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Pada abad ke-18, Louis de Bougainville asal Perancis mendirikan pangkalan angkatan laut di Port Louis, Falkland Timur pada 1764. John Byron asal Britania, yang mengabaikan kehadiran Perancis, juga mendirikan pangkalan di Port Egmont, Falkland Barat pada 1765. Pada 1766, Perancis menjual pangkalannya ke Spanyol. Kepulauan Malvinas (versi Argentina) yang oleh Pemerintah Inggris di sebut Kepulauan Falkland (versi Inggris) merupakan bagian dari jajahan Spanyol. Spanyol kemudian kalah dalam perang, dan memberikan kemerdekaan pada Argentina. Kepulauan Malvinas ketika itu ikut menjadi bagian kedaulatan Argentina. Perang kemerdekaan tersebut terjadi pada tahun 1810 hingga tahun 1818 antara tentara Argentina. dan tentara Spanyol. Status Malvinas menjadi ganjalan besar terhadap Inggris dan Argentina meski kedua negara telah memulihkan kembali hubungannya pada tahun 1995, karena keduanya merasa memiliki pulau Malvinas. Di pulau tersebut terdapat pangkalan angkatan bersenjata kedua negara.

Klaim Argentina atas Kepulauan Falkland didasarkan semata-mata pada kedekatan ke daratan Argentina dan apa yang disebutnya sebagai 'warisan dari Spanyol'. Kedaulatan dari pemerintahan Spanyol yang gagal pada 1810. Klaim ini mempunyai makna emosional penting bagi rakyat Argentina, dan telah selama beberapa generasi menjadi bagian kurikulum sejarah di sekolah negeri. yaitu tentang bahwa Malvinas merupakan bagian dari kedaulatan Argentina.

Pada tahun 1832 Pulau Malvinas di temukan oleh orang-orang Inggris dan menjadi salah satu koloni Inggris. Argentina juga mengklaim bahwasanya Malvinas merupakan salah satu bagian dari negaranya. perebutan ini kemudian berakhir pada peperangan.

Perang Kepulauan Malvinas di wilayah Argentina adalah rangkaian pertempuran laut antara Inggris dan Argentina yang paling besar dan panjang sejak perang Pasifik di masa Perang Dunia II. Tindakan Argentina ini tidak diterima oleh Inggris.

Resolusi PBB lalu meminta London dan Buinos Aires untuk memecahkan perbedaan mereka mengenai kepulauan tersebut kemungkinan telah dilanggar. karena tidak bisa diselesaikan melalui jalan damai, maka jalan yang ditempuh kemudian ialah angkat senjata. Kedua negara itu berperang pada 1982 karena masalah kepulauan tersebut.

Tentara Kerajaan Inggris kemudian dikirim ke kawasan itu dan terjadilah pertempuran di antara keduanya. Kecanggihan militer Inggris akhirnya mengantarkan tentara negara itu meraih kemenangan dan mengusir tentara Argentina dari Malvinas. Meskipun secara militer Argentina telah kalah, Bounes Aires masih melakukan langkah-langkah diplomasi untuk memiliki pulau tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi penyebab Inggris dan Argentina harus berperang memperebutkan pulau Falkland (Malvinas)?

BABII

PEMBAHASAN


Konflik yang terjadi antara Inggris dan Argentina telah berlangsung selama 28 tahun ini tidak kunjung reda, malahan kembali memanas. Ini di karenakan Rig Inggris Ocean Guardian mulai melakukan pengeboran pada 100 km (62 mil) utara Falklands. Inggris mengukuhkan langkahnya melakukan pengeboran minyak di Kepulauan Malvinas, langkah-langkah yang mengundang kecemasan bagi Argentina. Presiden Argentina, Cristina Kirchsner berpendapat bahwa yang dilakukan inggris terhadap pengeboran minyak di Malvinas sangat tidak bermoral karena tanpa seizin Buenos Aires telah mengambil sumber daya alam yang ada di Malvinas. hal ini karena Argentina masih bersikukuh bahwa Malvinas dan sumber daya alam yang ada di dalamnya merupakan milik Argentina.

Kepulauan Malvinas, yang terdiri dari dua pulau utama, Malvinas Barat, Malvinas Timur serta 776 pulau lainnya memang berada di bawah kekuasaan Inggris Raya. Meskipun pulau yang terletak di ujung bawah benua Amerika itu secara geografis lebih dekat dengan Argentina. Namun Inggris mengklaim kepulauan itu milik mereka sepanjang penduduknya lebih mengakui kedaulatan Inggris. Sebaliknya, Argentina mengklaim kepulauan itu sejak 1833, ketika Inggris dengan kekuatan militernya menguasai Malvinas. Kedekatan geografis Argentina dengan Malvinas juga menjadi salah satu alasan klaim Argentina.

Masalah perang ini sebelumnya belum terselesaikan hingga abad ke 19. Untuk merebut Falkland, Argentina mendirikan koloni hukum pada 1820, dan pada 1829 melantik Luis Vernet sebagai gubernur. Namun tindakan ini tidak berhasil membawa keberuntungan bagi Argentina. Britania Raya kembali merebut kepulauan itu pada 1833, namun Argentina tidak mau melepas klaimnya.

Kemerdekaan yang diraih provinsi-provinsi jajahan Spanyol di Amerika Latin pada 1816, ternyata berbuntut panjang. Argentina, sebagai negara yang baru terbentuk, selanjutnya giat mengumpulkan pulau-pulau bekas jajahan Spanyol yang dianggap layak masuk ke wilayah kedaulatannya. Di antaranya adalah Malvinas yang juga diklaim milik Inggris. Pertikaian demi pertikaian pun meletus dan mencapai puncaknya pada April 1982. Pada 19 Maret 1982, Argentina membuka konflik dengan mendaratkan 30 kapal rongsokan di Pulau Georgia Selatan dan mengibarkan bendera Argentina. Provokasi Argentina ini adalah untuk memancing perhatian tentara Inggris yang ada di Falkland.

Presiden Venezuela Hugo Chavez juga di antara yang menegaskan kembali dukungannya bagi Argentina. hal ini karena wilayah daratan Argentina Sebelum berangkat ke KTT tersebut, Presiden Nikaragua Daniel Ortega juga menyerukan agar Inggris mengembalikan wilayah Malvinas kepada Venezuela. Para pemimpin Amerika Latin dalam pertemuan itu menyatakan telah mendiskusikan rencana untuk aliansi pan-Amerika yang akan mengecualikan Kanada dan Amerika Serikat.

Pada 12 April, Inggris mengumumkan Zona Eksklusif Maritim 200 mil di sekitar pulau-pulau itu, dengan maksud memperlemah pasokan Argentina dan upaya-upaya memperkuat pasukannya. Tiga kapal selam penyerang nuklir Inggris memperkuatnya sampai tibanya gugus tugas atas air tiga minggu berikutnya. Sementara kapal-kapal selam itu terus melakukan operasi-operasi blokade sementara, 65 kapal Inggris dikirim ke Falklands pada akhir April: 20 kapal perang, 8 kapal amfibi, dan 40 kapal logistik dari Pasukan Tambahan Angkatan Laut Kerajaan dan Angkatan Laut Perdagangan.

Argentina mengoperasikan beberapa tipe pesawat tempur salah satunya adalah pesawat-pesawat tempur Mirage tipe Dagger buatan Isarel. Mirage sebenarnya buatan Prancis, tetapi diproduksi Isarel tanpa izin akibat embargo persenjataan oleh Prancis. Embargo persenjataan ke Israel itu, disebabkan Insiden peledakkan pesawat sipil di bandar udara Lebanon yang dilakukan oleh agen Mossad Israel pada akhir 1970-an sebagai pembalasan peristiwa “Black September”, dimana atlet Olympiade Israel dibunuh oleh “gerilyawan PLO” di Munich, Jerman Barat. Juga digunakan rudal exocet buatan Prancis yang berperan besar dalam peperangan ini.

sehingga perang ini tidak hanya melibatkan Inggris dan Argentina saja, perang ini juga melibatkan negara-negara sekutu masing-masing negara. Setiap negara sekutu berusaha memamerkan kekuatan angkatan bersenjata masing-masing negara.

Serangan udara dari pangkalan-pangkalan di Argentina terhadap kapal-kapal Inggris sering terjadi selama perang. Meskipun memiliki pertahanan AAW (“anti-air warfare” – peperangan anti serangan udara) yang canggih serta menggunakan Sea Harriers yang cukup sukses dalam pertahanan udara ke udara, Angkatan Laut Inggris hanya bertahan dalam menghadapi kekuatan udara Argentina. Serangan pesawat Argentina menghantam sekitar 75 persen dari kapal-kapal Inggris dengan bom. Namun hanya tiga kapal perang Inggris (satu perusak dan dua fregat) serta dua kapal pendarat yang tenggelam atau rusak berat oleh bom. Kapal-kapal Inggris lainnya yang tenggelam, satu kapal perusak (HMS Sheffield) dan satu kapal pemasok, dihantam oleh misil Exocet. Angkatan Laut Inggris berhasil menghancurkan lebih dari setengah dari 134 pesawat tempur Argentina selama perang dengan menggunakan kombinasi perang listrik, Harriers, misil darat ke udara, dan artileri anti pesawat udara. Perang yang menewaskan 243 tentara Inggris dan 420 tentara Argentina (menurut pengumuman resmi, walau diduga lebih banyak lagi yang tewas) menimbulkan guncangan lebih hebat di Argentina.

Protes terhadap kekalahan di Malvinas berubah menjadi protes pada rezim militer yang berkuasa. Kekalahan di Malvinas memang telah mengakhiri dukungan populer rakyat kepada junta militer Argentina yang telah berkuasa selama 6 tahun terakhir. Tatkala Presiden Galtieri melancarkan serbuan dan menduduki Malvinas 2 April lalu, sekonyong-konyong Argentina yang terpecah belah seakan bersatu. Galtieri, 55 tahun, mendadak dianggap pahlawan bangsa. Puluhan ribu orang berteriak menyebut namanya dalam suatu demonstrasi dukungan rakyat segera setelah tentara Argentina menduduki Malvinas.

Presiden Argentina Cristina Kirchner kembali meminta dibukanya kembali pintu perundingan masalah kepulauan Malvinas (Falkland) dengan Inggris untuk segera mengakhiri masalah persengketaan Kepulauan Malvinas yang telah terjadi selama bertahun-tahun lamanya. Selesainya perang di Malvinas mengembalikan Argentina kepada situasi dalam negeri yang sulit, yang kini mungkin lebih parah. Keadaan ekonomi: inflasi mencapai 131%, angka pengangguran 13% dan resesi ekonomi dunia yang memukul hebat industri dalam negeri, jelas menghantam negara yang berpenduduk sekitar 36 juta tersebut. Kekalahan Argentina akhirnya membuat presiden Argentina Jenderal Leopold Galtieri mengundurkan diri sebagai panglima Angkatan Darat dan presiden.

Pada tahun 2003, Argentina kembali mempermasalahkan keabsahan pulau Malvinas sebagai milik Inggris. Walaupun Argentina telah kalah perang, tetap saja Argentina masih tidak bisa terima pulau malvinas menjadi pulau negara Inggris. Jadi Argentina ingin pulau Malvinas menjadi bagian dari kedaulatannya. keinginan ini diikuti dengan media massa. di berita televisi, disiarkan tentang ajakan pemerintah untuk kembali menguasai Malvinas.

BAB III

KESIMPULAN

Perang ini merupakan perang terpanjang dan paling besar mengenai laut semenjak kampanye Pasifik dimasa perang dunia II. Argentina mempertahankan pulau yang di anggap bagian dari wilayahnya dari Inggris. Walaupun Argentina telah kalah perang dengan Inggris. Inggris menyebut perang ini sebagai Operation Corporate yang juga melibatkan amfibi paling besar semenjak pendaratan Inchon pada tahun 1990. Argentina menyerbu pulau Malvinas dengan alasan bahwa pulau itu sebagai miliknya. Karena wilayahnya mendekati Maitland, dan Argentina merasa bahwa pulau itu sebagai warisan dari jajahan Spanyol yang telah gagal pada tahun 1810 dan menyebabkan pulau Malvinas di kuasai Inggris. Perang ini kemudian menjadi ajang adu dan pamer angkatan bersenjata dan kekuasaaan (baik bagi Argentina dan aliansinya, juga bagi Inggris membuktikan kekuatannya dalam kerajaan yang memilki banyak koloni).

Namun, ada pihak lain yang melihat ini sebagai balas dendam. Alasan Argentina melakukan penyerang adalah semata-mata untuk mengalihkan ancaman terhadap rezim Jendral Leopoldo Galtieri yang sedang mendapatkan tekanan dari berbagai menjuru karena ingin melancarkan perang kotor dmna banyak warga negara Argentina menghilang atau di bunuh karena ekonomi Argentina memburuk. Banyak yang menduga hal ini karena faktor untuk merebut pulau Malvinas yang terletak sekitar 500 KM dari pantainya diperkirakan bisa menggalang dukungan nasionalis. Sehabis perang pasti meninggalkan duka dan kesedihan, makanya sebisa mungkin perang harus dihindarkan. Perang Argentina dan Inggris harus kita jadikan pelajaran berharga agar tidak ada konflik dengan negara tetangga dengan masalah yang tidak kunjung reda atau selesai. Tampak bahwa perang ini pecah akibat adanya salah hitung, baik di pihak Inggris maupun Argentina, ditambah adanya pengaruh AS.

ini juga karena pulau Malvinas juga kaya akan sumber daya alam. Selain untuk melemahkan Argentina, Amerika beraliansi dengan Inggris untuk mendapatkan eksploitasi sumber daya alam di Argentina. sedangkan bagi Argentina yang hanya sebuah negara kecil pasca diberi kemerdekaan oleh Spanyol, ini merupakan perebutan bagi salah satu kekuatannya karena di pulau Malvinas terdapat salah satu pangkalan angkatan bersenjata Spanyol (yang dilimpahkan pada Argentina setela Argentina akhirnya dimerdekakan oleh koloni Spanyol).

Argentina mengklaim bahwa AS mengisyaratkan pihaknya tidak akan ikut campur kalau Argentina mengkalim Kepulauan Malvinas. Oleh sebab itu, adanya bantuan AS ke Inggris dalam bentuk intelijen dan material dipandang sebagai wujud pengkhianatan terhadap Argentina dan warga Amerika Latin yang berharap bisa melihat adanya persatuan sesama warga hemisfer (Selatan) di pihak AS, atau sekurang-kurangnya sikap netral. Di berbagai penjuru dunia, kontrol atas wilayah merupakan sesuatu yang diperebutkan tanpa ragu mengorbankan nyawa manusia. Kepulauan Falkland atau Malvinas adalah salah satu saksi sejarah pertumpahan darah akibat perebutan wilayah. Perbatasan internasional juga merupakan faktor penting bagi negara karena adanya batas teritorial dan sumber daya alam. Makanya pulau Malvinas sangat di pertahankan oleh negara Argentina.


Daftar Pustaka

http://bataviase.co.id/node/101000
http://kusnadiyono.blogspot.com/2010/04/sejarah-perang-malvinas-falkland-1982.html
http://matanews.com/2010/02/18/inggris-dan-argentina-bertikai-soal-malvinas/
http://kabar-terkini.co.cc/tag/malvinas
http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/05/20/sengketa-malvinas-tak-kunjung-usai/
http://www.indonesianvoices.com/index.php?option=com_content&view=article&id=256:konflik-kepullauan-malvinas-memanas-lagi&catid=1:latest-news&Itemid=50
http://www.berita2.com/internasional/amerika/4412-venezuela-dukung-argentina-dalam-sengketa-malvinas.html

1 komentar:

Travelling Through Times mengatakan...

Referensi minim. Tidak ada buku? Fokus pembahasan tidak jelas antara dinamika konflik dan proses penyelesaian? Dimana Anda bahas tentang proses penyelesaian? apa dan bagaimana itu dilakukan? Bagaimana proses perundingan dilakukan?

9 Juni 2010 pukul 00.29

Posting Komentar